Ketika aku sedang memancing rasanya melelahkan sebab aku sering tak sabar dengan hasil yang akan kudapat. Kemudian aku mulai berpikir mengapa demikian?.Setelah berpikir. Aku mulai melakukan hasil pemikiranku.
Ada baiknya aku mengikat benang (tali pancing) pada sebuah akar pohon air lalu aku pulang, agar aku tak lelah dan terobati rasa tak sabarku itu. Lalu aku bergegas pulang dan membiarkan pancinganku sendirian menunggu mangsa-mangsa yang dapat terkail. Kail yang ku pasang pada pancingku ada ribuan banyaknya dengan setiap kail mempunyai jenis umpan yang berbeda. Sengaja ku pasang sedemikian agar banyak yang terkail dan hasilnya pun memuaskan bagiku. Setiap detik sejak aku membiarkan pancingku itu, aku yakin pasti ada yang terkail karena habis kesabaran mereka melihat banyaknya hidangan.
Sekarang aku lupa untuk mengambil hasil tangkapanku dan pancing sederhanaku itu. Sebab sudah beberapa tahun ku biarkan begitu. Setelah ku kembali melihat hasilnya ternyata hanya tulang-belulang yang menggigit kail baja yang ku pasang sejak beberapa tahun yang lalu. Sebab semua daging dari hasil pancinganku tersebut telah dimakan oleh pemangsa yang lebih besar dan pemangsa besar itu bukan target kailku. Lalu aku memasang lagi umpanku dan berkata: " akan kubiarkan selamanya pancingku ini agar pemangsa besar pun terkail " setelah itu aku pulang dan tak pernah kembali lagi.
Ada saudara dan sahabat yang melihat pancinganku lalu ia berkata: "kami melihat banyak sekali hasil pancingan di dekat perairan dangkal itu, tapi sayangnya siapa pemiliknya kami tak tahu".
Aku sendiri sudah melupakannya tetapi teringat kembali oleh perkataan saudara dan sahabatku itu. Aku hanya diam dan membiarkan mereka bercerita tentang pancinganku itu. Dan aku berpikir pasti hasil pancinganku membenciku serta marah padaku hingga mati sebab tak pernah kuperdulikan mereka. Padahal pancingku telah ku pasang dekat dengan jalur sirkulasi aktifitasku.
Dalam hatiku aku berkata: "ternyata sudah banyak yang terkail dan mati oleh pancingku". Padahal aku hanya menggunakan benang pengganti nelon, kail baja yang berkualitas rendah dan umpan hasil modifikasiku. Lalu aku mulai mengerti arti kesabaran dan menjadi kuat tapi bukan kekuatan emosional dari otot melainkan otakku yang di anugerahkan Yesus.
Kapanpun aku memasang pancingku pasti ku dapat hasilnya tetapi terserah aku entah kapan aku mau melihat hasil pada kailku itu.
Aku tak tahu apa yang terjadi bila aku menggunakan nelon berlapiskan baja kualitas tinggi, kail dari baja yang sama dan umpan yang mewangi dan indah yang masih ku simpan dalam jiwaku?. Tak mampu kuungkapkan.