Telusuri Semua Hal

Senin, 05 Maret 2012

'SBY'


TUGAS INDIVIDU
ARTIKEL
 
Disusun oleh :


Nama
:
CHARD COLGATE WALLI
NIM
:
05 121 014
Jurusan
:
Teknik Arsitektur
Mata Kuliah
:
Metode Penelitian dan Penulisan




Universitas Sains dan Teknologi Jayapura
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan




'SBY'


Latar Belakang

Bagi sebagian orang/ masyarakat yang ada di Tanah Papua, khususnya masyarakat yang ada di Kota serta Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Kerom sangat mengenal dengan satu Kampung yang bernama Kampung Yoka. Kampung Yoka berada tepat di Timur Danau Sentani. Dan Kampung Yoka merupakan salah satu Kampung yang berada di pesisir Danau Sentani. Salah satu masalah yang berkembang di Kampung Yoka dan sekitarnya, sebutan bagi kampung ini dengan ”SBY” (Saguer Buatan Yoka). Perlu kita tahu bersama bahwa ”Saguer” merupakan salah satu jenis MILO (Minuman Lokal) atau MIRAS (Minuman Keras yang beredar serta berkembang di Kota maupun Kabupaten Jayapura. Minuman saguer terbuat dari sari mayang pohon kelapa. Cara memproduksinya serta mendapatkan hasil minuman tersebut sama halnya dengan memproduksi sari dari pohon enau.

Di Negara Indonesia ini, kita tahu bersama bahwa ”SBY” merupakan singkatan dari ”Susilo Bambang Yudoyono”. Susilo Bambang Yudoyono adalah orang nomor satu dalam Republik ini atau beliau merupakan Presiden Republik Indonesia saat ini. Mengapa nama seorang sang Presiden yang dijadikan sebagai makna dari produk minuman keras? Dan apa saja langkah yang diambil oleh masyarakat dari Kampung Yoka akan citra buruk yang selama ini berkembang?

Masyarakat Kampung Yoka terus mengharapkan penyelesaian kasus berkembangnya makna Saguer Buatan Yoka (SBY). Demi terciptanya kampung yang bebas dari pandangan buruk.


Pembahasan Masalah
Sebagian besar profesi yang digeluti oleh masyarakat di Kampung Yoka adalah petani dan nelayan. Disamping itu pula ada masyarakat yang berprofesi sebagai TNI dan POLRI serta Pegawai Negri Sipil (PNS). Namun jumlah profesi-profesi tersebut sangat sedikit dibangdingkan dengan jumlah pengangguran yang sangat banyak. Pengangguran tersebut terjadi akibat kurangnya lapangan pekerjaan. Dan Pemerintahlah yang harus membuat lapangan pekerjaan bagi penduduknya. Karena masyarakat merupakan tenaga kerja yang terpenting di dalam pembangunan ke depan.

Akibat pengangguran yang tiap tahun kian meningkat, maka solusinya adalah dengan membuka lahan pekerjaan sendiri. Lahan pekerjaan itu perlu pula ditinjau dari tingkat kebutuhan masyarakat setempat. Dan salah satu lahan pekerjaan yang ramai di Kampung Yoka yaitu memproduksi minuman keras yang tidak lain disebut ”SBY” Saguer Buatan Yoka. Tetapi bukan hanyamemproduksi saja melainkan juga mengkonsumsinya dan menjual hasil produksi tersebut.

Kita bisa  berpendapat bahwa apakah tak ada lapangan pekerjaan lain sehingga sebagian dari masyarakat Kampung Yoka memproduksi minuman yang beralkohol?  Tentu saja jawabannya terletak pada ”Para Produsen” atau yang memproduksi minuman tersebut. Seorang produsen yang tak mau namanya disebutkan mengatakan ”kalau pekerjaan memproduksi saguer dihentikan atau ditutup, saya makan apa nantinya”. Berarti kita dapat memahami kalau dengan menutup produk saguer tersebut maka mereka tak akan mempunyai lahan untuk menggantungkan hidup. Seperti salah satu contoh ini, misalkan kita sebagai seorang ahli mendesain bangunan yang sekian lama mengeluti bidang ini, lalu kita disuruh untuk berhenti mendesain dan mencari pekerjaan lain. Tentu yang ada dalam benak kita adalah rasa marah sebab sejak sekian lama kita mencari nafkah melalui bidang pekerjaan tersebut. Jadi inilah lapangan pekerjaan yang menurut sebagian orang di Kampung Yoka sebagai ladang untuk bertahan dan memenuhi kebutuhan hidup.


Sudah sejak lama jenis minuman ini beredar dan berkembang di Kampung Yoka. Dengan terus memproduksi, mengkonsumsi dan menjual hasil produksi MIRAS tersebut. Tidak sedikitpun dari sekian banyak aparat kepolisian yang bertindak tegas atas kasus ini. Padahal Kantor Kepolisian Sektor berada dekat dengan Kampung Yoka yaitu dengan jarak tempuh menggunakan kendaraan roda dua kira-kira 15 menit saja. Apakah aparat kepolisian sedang ikut terlibat didalam peredaran dan pengkonsumsian minuman tersebut? Karena minuman memabukan seperti saguer ini dapat merusak otak dan mengganggu dalam kita berpikir. Dengan minuman keras ini seseorang dapat melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dilakukan, seperti merusak fasilitas umum bahkan rumah kediaman tempat dimana dia (orang mengkonsumsi saguer) tinggalpun akan dirusaknya.

Saguer Buatan Yoka atau SBY bukan hanya di konsumsi oleh orang yang berumur 20-an keatas melainkan anak-anak kecil yang masih berumur antara 14 sampai 19 tahunpun mengkonsumsinya. Menurut anak-anak ini, kami mengkonsumsinya demi kesenangan dan rasa ingin tahu dengan rasa dari minuman tersebut. Disamping itu pula faktor pendidikan yang kurang atau minim merupakan masalah utama yang menyebabkan semuanya ini. Untuk mencegah agar kedepannya masyarakat tidak terjerumus dalam kemabukan dan memiliki produk-produk haram tersebut maka perlu waktu dan proses yang cukup lama. Dan salah satu hal yang terpenting adalah merubah pemikiran serta anggapan tentang minuman ini dengan memberikan kegiatan yang bersifat positif dan semua itu dilakukan terhadap anak-anak, sebab mereka adalah masa depan yang akan menggenggam dunia ini.

Penyelesaian Masalah
Dengan berjalannya waktu ada sebagian Pemuda Kristen didalam Kampung Yoka, yang tergabung dalam Persekutuan Anggota Muda (PAM) Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, GKI Ebenhaeser Yoka ingin merubah pandangan banyak orang tentang citra buruk yang berkembang di kampung mereka. Disamping nama Kampung Yoka yang dikenal sebagai tempat untuk memproduksi minuman keras tetapi nama kampung ini sudah  terkenal sebagai tempat para penyanyi yang profesiaonal. Adalah Paduan Suara PAM Ebenhaeser Yoka namanya.
Banyak pula gelar yang didapat dan diperoleh dalam setiap perlombaan di tingkat Kota dan Kabupaten Jayapura. Sehingga nama Kampung Yoka ditakuti di setiap perlombaan Paduan Suara entah itu antara jemaat di lingkungan Kristen ataupun semua Paduan Suara yang beraliran bebas. Setiap perlombaan antara Gereja-geraja dari berbagai jemaat di Jayapura, Kampung Yoka selalu mendapat peringkat pertama atau juara 1. Dan menurut mereka, apabila dalam perlombaan-perlombaan Paduan Suara yang akan datang mereka mendapat juara 1 lagi maka itu merupakan hal yang “biasa” namun jika Paduan Suara Ebenhaeser Yoka ini mendapat juara atau peringkat kedua itu baru “luar biasa”.

Bahkan sebagian besar dari personil atau pemuda dari Kampung Yoka selau terpilih mewakili dan mengharumkan nama Papua di dalam Negri sampai ke Luar Negri. Salah satunya adalah mengikuti Paduan Suara tingkat internasional di Wina, Austria dan mengelilingi beberapa Negara dibelahan Eropa seperti Perancis, Swiss, Austria, serta tentu saja Belanda. Sebenarnya citra positif sudah sejak lama telah di promosikan oleh anak-anak muda di Kampung Yoka namun masih ada oknum-oknum yang ingin merusak nama kampung ini. Dengan mengatakan Saguer Buatan Yoka (SBY) adalah hasil karya orang dari kampung ini. Inilah masalah besar yang akan dirubah maknanya oleh Pemuda Gereja yang ada di Kampung Yoka.

Makna SBY yang tidak lain adalah nama sang Presiden yang dijadikan sebagai nama produk dari minuman keras ini, menurut mereka “Pemuda Yoka” telah melecehkan nama baik Sang Presiden. Oleh sebab itu, maka harus dilibatkan semua masyarakat kampung dan instansi terkait untuk merubah pandangan buruk ini. Namun sudah banyak pengaduan demi mengubah nama serta makna tersebut tetapi tak ada tindakan lebih lanjut. Apakah aparat terkait ingin nama sang Presidennya dipermainkan dengan hal-hal yang bersifat buruk?  Tentu saja tidak. Dan kenapa masih terus saja peredaran minuman keras di Kampung Yoka terus beredar? Karena aparat kepolisian yang lemah dalam bertindak. Benarkah Pemerintah Daerah sengaja membiarkan anak-anak mengkonsumsi MIRAS? Benar, sebab tak ada peraturan daerah mengenai masalah tersebut ataukah sudah ada tetapi di jadikan sebagai ARSIP-ARSIP TAMENG apabila suatu waktu ada permintaan pertanggungjawaban dari Pemerintah Pusat.
Untuk merubah pandangan (image) orang tentang Saguer Buatan Yoka (SBY), Pemuda Yoka  berpendapat kalau  kita menunggu kebijakan orang lain tanpa usaha dari kita sendiri maka semua usaha tersebut itu akan sia-sia. Maka Pemuda Yoka tersebut mulai mencari makna baru untuk merubah pandangan tersebut melainkan bukan hanya merubah makna SBY (Saguer Buatan Yoka). Tetapi juga merubah pandangan orang kalau saguer bukan berasal dari Kampung Yoka, MIRAS bukan budaya bangsa Timur tetapi merupakan adopsi dari dunia barat yang bercuaca dingin.

Sehingga Pemuda Yoka ini mendapat satu makna yang luar biasa dari makna terdahulu SBY (Saguer Buatan Yoka) dan kini menjadi SBY (Suara Buat Yesus). Mengingat prestasi dibidang tarik suara yang terkenal sepanjang sejarah itu. Dan tak bisa terkalahkan dan keinginan mereka untuk dapat di undang untuk berlomba Paduan Suara(PS)dengan saudara-saudara kita yang berada di Pulau Jawa dan sekitarnya. Kini perlahan-lahan nama SBY yang bermakna MIRAS itu telah berubah menjadi Suara Buat Yesus atau mulut-mulut masyarakat yang dulunya mengkonsumsi Saguer bisa bernyanyi bagi nama Yesus Kristus yang bagi umat Kristiani sebagai Nabi yang berkuasa atas bumi ini. Kini makna ini terus di promosikan di setiap Perlombaan Paduan Suara yang digelar atau diadakan di Kota dan Kabupaten Jayapura.

Saran
Kiranya dengan perubahan nama dari Saguer Buatan Yoka (SBY) menjadi Suara Buat Yesus (SBY) dapat merubah pandangan orang tentang kampung ini.  Dan bagi pihak terkait untuk menjaga nama baik Pemimpin Negara yang di sini adalah Susilo Bmbang Yudoyono (SBY). Karena jika kita merusak dan menghancurkan nama baik Presiden kita maka orang lain atau pihak luar negri akan lebih menghancurkan nama baiknya. Marilah kita menjaga, melindungi, mengembangkan peradaban kita.
Saguer Buatan Yoka (SBY)berawal dan berakhir di Kampung Yoka dan  Suara Buat Yesus (SBY) akan berawal dan bermuara serta berkembang lebih luas dari Kampung Yoka.

 Chard Colgate Walli, ftsp, 07/3/09

 Nilai: B
 Tahun: 2009