TUGAS
INDIVIDU
ARTIKEL
Disusun
oleh :
Nama
|
:
|
CHARD
COLGATE WALLI
|
NIM
|
:
|
05
121 014
|
Jurusan
|
:
|
Teknik
Arsitektur
|
Mata Kuliah
|
:
|
Metode
Penelitian dan Penulisan
|
Universitas
Sains dan Teknologi Jayapura
Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan
'SBY'
Latar Belakang
Bagi sebagian orang/ masyarakat yang
ada di Tanah Papua, khususnya masyarakat yang ada di Kota serta Kabupaten
Jayapura dan Kabupaten Kerom sangat mengenal dengan satu Kampung yang bernama
Kampung Yoka. Kampung Yoka berada tepat di Timur Danau Sentani. Dan Kampung
Yoka merupakan salah satu Kampung yang berada di pesisir Danau Sentani. Salah
satu masalah yang berkembang di Kampung Yoka dan sekitarnya, sebutan bagi
kampung ini dengan ”SBY” (Saguer Buatan Yoka). Perlu kita tahu bersama bahwa ”Saguer”
merupakan salah satu jenis MILO (Minuman Lokal) atau MIRAS (Minuman Keras yang
beredar serta berkembang di Kota maupun Kabupaten Jayapura. Minuman saguer
terbuat dari sari mayang pohon kelapa. Cara memproduksinya serta mendapatkan
hasil minuman tersebut sama halnya dengan memproduksi sari dari pohon enau.
Di Negara Indonesia ini, kita tahu
bersama bahwa ”SBY” merupakan singkatan dari ”Susilo Bambang Yudoyono”. Susilo
Bambang Yudoyono adalah orang nomor satu dalam Republik ini atau beliau
merupakan Presiden Republik Indonesia saat ini. Mengapa nama seorang sang
Presiden yang dijadikan sebagai makna dari produk minuman keras? Dan apa saja
langkah yang diambil oleh masyarakat dari Kampung Yoka akan citra buruk yang
selama ini berkembang?
Masyarakat Kampung Yoka terus
mengharapkan penyelesaian kasus berkembangnya makna Saguer Buatan Yoka (SBY).
Demi terciptanya kampung yang bebas dari pandangan buruk.
Pembahasan Masalah
Sebagian besar profesi yang digeluti
oleh masyarakat di Kampung Yoka adalah petani dan nelayan. Disamping itu pula
ada masyarakat yang berprofesi sebagai TNI dan POLRI serta Pegawai Negri Sipil
(PNS). Namun jumlah profesi-profesi tersebut sangat sedikit dibangdingkan
dengan jumlah pengangguran yang sangat banyak. Pengangguran tersebut terjadi
akibat kurangnya lapangan pekerjaan. Dan Pemerintahlah yang harus membuat
lapangan pekerjaan bagi penduduknya. Karena masyarakat merupakan tenaga kerja
yang terpenting di dalam pembangunan ke depan.
Akibat pengangguran yang tiap tahun
kian meningkat, maka solusinya adalah dengan membuka lahan pekerjaan sendiri.
Lahan pekerjaan itu perlu pula ditinjau dari tingkat kebutuhan masyarakat
setempat. Dan salah satu lahan pekerjaan yang ramai di Kampung Yoka yaitu
memproduksi minuman keras yang tidak lain disebut ”SBY” Saguer Buatan Yoka.
Tetapi bukan hanyamemproduksi saja melainkan juga mengkonsumsinya dan menjual
hasil produksi tersebut.
Kita bisa berpendapat bahwa apakah tak ada lapangan
pekerjaan lain sehingga sebagian dari masyarakat Kampung Yoka memproduksi
minuman yang beralkohol? Tentu saja
jawabannya terletak pada ”Para Produsen” atau yang memproduksi minuman
tersebut. Seorang produsen yang tak mau namanya disebutkan mengatakan ”kalau
pekerjaan memproduksi saguer dihentikan atau ditutup, saya makan apa nantinya”.
Berarti kita dapat memahami kalau dengan menutup produk saguer tersebut maka
mereka tak akan mempunyai lahan untuk menggantungkan hidup. Seperti salah satu
contoh ini, misalkan kita sebagai seorang ahli mendesain bangunan yang sekian
lama mengeluti bidang ini, lalu kita disuruh untuk berhenti mendesain dan
mencari pekerjaan lain. Tentu yang ada dalam benak kita adalah rasa marah sebab
sejak sekian lama kita mencari nafkah melalui bidang pekerjaan tersebut. Jadi
inilah lapangan pekerjaan yang menurut sebagian orang di Kampung Yoka sebagai
ladang untuk bertahan dan memenuhi kebutuhan hidup.
Sudah sejak lama jenis minuman ini
beredar dan berkembang di Kampung Yoka. Dengan terus memproduksi, mengkonsumsi
dan menjual
hasil produksi MIRAS tersebut. Tidak sedikitpun dari sekian banyak aparat
kepolisian yang bertindak tegas atas kasus ini. Padahal Kantor Kepolisian
Sektor berada dekat dengan Kampung Yoka yaitu dengan jarak tempuh menggunakan
kendaraan roda dua kira-kira 15 menit saja. Apakah aparat kepolisian sedang
ikut terlibat didalam peredaran dan pengkonsumsian minuman tersebut? Karena
minuman memabukan seperti saguer ini dapat merusak otak dan mengganggu dalam
kita berpikir. Dengan minuman keras ini seseorang dapat melakukan hal-hal yang
sebenarnya tidak perlu dilakukan, seperti merusak fasilitas umum bahkan rumah kediaman
tempat dimana dia (orang mengkonsumsi saguer) tinggalpun akan dirusaknya.
Saguer Buatan Yoka atau SBY bukan
hanya di konsumsi oleh orang yang berumur 20-an keatas melainkan anak-anak
kecil yang masih berumur antara 14 sampai 19 tahunpun mengkonsumsinya. Menurut
anak-anak ini, kami mengkonsumsinya demi kesenangan dan rasa ingin tahu dengan
rasa dari minuman tersebut. Disamping itu pula faktor pendidikan yang kurang
atau minim merupakan masalah utama yang menyebabkan semuanya ini. Untuk
mencegah agar kedepannya masyarakat tidak terjerumus dalam kemabukan dan
memiliki produk-produk haram tersebut maka perlu waktu dan proses yang cukup
lama. Dan salah satu hal yang terpenting adalah merubah pemikiran serta
anggapan tentang minuman ini dengan memberikan kegiatan yang bersifat positif
dan semua itu dilakukan terhadap anak-anak, sebab mereka adalah masa depan yang
akan menggenggam dunia ini.
Penyelesaian Masalah
Dengan berjalannya waktu ada sebagian
Pemuda Kristen didalam Kampung Yoka, yang tergabung dalam Persekutuan Anggota
Muda (PAM) Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, GKI Ebenhaeser Yoka
ingin merubah pandangan banyak orang tentang citra buruk yang berkembang di
kampung mereka. Disamping nama Kampung Yoka yang dikenal sebagai tempat untuk
memproduksi minuman keras tetapi nama kampung ini sudah terkenal sebagai tempat para penyanyi yang
profesiaonal. Adalah Paduan Suara PAM Ebenhaeser Yoka namanya.
Banyak pula gelar yang didapat dan
diperoleh dalam setiap perlombaan di tingkat Kota dan Kabupaten Jayapura.
Sehingga nama Kampung Yoka ditakuti di setiap perlombaan Paduan Suara entah itu
antara jemaat di lingkungan Kristen ataupun semua Paduan Suara yang beraliran
bebas. Setiap perlombaan antara Gereja-geraja dari berbagai jemaat di Jayapura,
Kampung Yoka selalu mendapat peringkat pertama atau juara 1. Dan menurut
mereka, apabila dalam perlombaan-perlombaan Paduan Suara yang akan datang
mereka mendapat juara 1 lagi maka itu merupakan hal yang “biasa” namun jika
Paduan Suara Ebenhaeser Yoka ini mendapat juara atau peringkat kedua itu baru
“luar biasa”.
Bahkan sebagian besar dari personil
atau pemuda dari Kampung Yoka selau terpilih mewakili dan mengharumkan nama
Papua di dalam Negri sampai ke Luar Negri. Salah satunya adalah mengikuti
Paduan Suara tingkat internasional di Wina, Austria dan mengelilingi beberapa
Negara dibelahan Eropa seperti Perancis, Swiss, Austria, serta tentu saja
Belanda. Sebenarnya citra positif sudah sejak lama telah di promosikan oleh
anak-anak muda di Kampung Yoka namun masih ada oknum-oknum yang ingin merusak
nama kampung ini. Dengan mengatakan Saguer Buatan Yoka (SBY) adalah hasil karya
orang dari kampung ini. Inilah masalah besar yang akan dirubah maknanya oleh
Pemuda Gereja yang ada di Kampung Yoka.
Makna SBY yang tidak lain adalah nama
sang Presiden yang dijadikan sebagai nama produk dari minuman keras ini,
menurut mereka “Pemuda Yoka” telah melecehkan nama baik Sang Presiden. Oleh
sebab itu, maka harus dilibatkan semua masyarakat kampung dan instansi terkait
untuk merubah pandangan buruk ini. Namun sudah banyak pengaduan demi mengubah
nama serta makna tersebut tetapi tak ada tindakan lebih lanjut. Apakah aparat
terkait ingin nama sang Presidennya dipermainkan dengan hal-hal yang bersifat
buruk? Tentu saja tidak. Dan kenapa
masih terus saja peredaran minuman keras di Kampung Yoka terus beredar? Karena
aparat kepolisian yang lemah dalam bertindak. Benarkah Pemerintah Daerah sengaja
membiarkan anak-anak mengkonsumsi MIRAS? Benar, sebab tak ada peraturan daerah
mengenai masalah tersebut ataukah sudah ada tetapi di jadikan sebagai
ARSIP-ARSIP TAMENG apabila suatu waktu ada permintaan pertanggungjawaban dari
Pemerintah Pusat.
Untuk merubah pandangan (image) orang
tentang Saguer Buatan Yoka (SBY), Pemuda Yoka berpendapat kalau kita menunggu kebijakan orang lain tanpa
usaha dari kita sendiri maka semua usaha tersebut itu akan sia-sia. Maka Pemuda
Yoka tersebut mulai mencari makna baru untuk merubah pandangan tersebut
melainkan bukan hanya merubah makna SBY (Saguer Buatan Yoka). Tetapi juga
merubah pandangan orang kalau saguer bukan berasal dari Kampung Yoka, MIRAS
bukan budaya bangsa Timur tetapi merupakan adopsi dari dunia barat yang
bercuaca dingin.
Sehingga Pemuda Yoka ini mendapat
satu makna yang luar biasa dari makna terdahulu SBY (Saguer Buatan Yoka) dan
kini menjadi SBY (Suara Buat Yesus). Mengingat prestasi dibidang tarik suara
yang terkenal sepanjang sejarah itu. Dan tak bisa terkalahkan dan keinginan
mereka untuk dapat di undang untuk berlomba Paduan Suara(PS)dengan
saudara-saudara kita yang berada di Pulau Jawa dan sekitarnya. Kini
perlahan-lahan nama SBY yang bermakna MIRAS itu telah berubah menjadi Suara
Buat Yesus atau mulut-mulut masyarakat yang dulunya mengkonsumsi Saguer bisa
bernyanyi bagi nama Yesus Kristus yang bagi umat Kristiani sebagai Nabi yang
berkuasa atas bumi ini. Kini makna ini terus di promosikan di setiap Perlombaan
Paduan Suara yang digelar atau diadakan di Kota dan Kabupaten Jayapura.
Saran
Kiranya dengan perubahan nama dari
Saguer Buatan Yoka (SBY) menjadi Suara Buat Yesus (SBY) dapat merubah pandangan
orang tentang kampung ini. Dan bagi
pihak terkait untuk menjaga nama baik Pemimpin Negara yang di sini adalah
Susilo Bmbang Yudoyono (SBY). Karena jika kita merusak dan menghancurkan nama
baik Presiden kita maka orang lain atau pihak luar negri akan lebih
menghancurkan nama baiknya. Marilah kita menjaga, melindungi, mengembangkan
peradaban kita.
Saguer Buatan Yoka (SBY)berawal dan berakhir
di Kampung Yoka dan Suara Buat Yesus (SBY)
akan berawal dan bermuara serta berkembang lebih luas dari Kampung Yoka.
Chard Colgate Walli, ftsp, 07/3/09
Nilai: B
Tahun: 2009