Chard
berteori asmara:
Mengapa kau
merayuku dengan cara yang pernah kaum moyangmu (Hawa) lakukan kepada kaum
moyangku Adam? Mengapa kau harus membuatku sedemikian? Tak adakah para Adam
lain yang lebih romantis dan berharta dari diriku? Aku ini miskin dan tak
berperawakan hebat serta aku hanya kampungan. Mengapa kau membandingkan aku
dengan yang lain lalu kau seenaknya mempermainkan harga diriku? Bila aku, kau
jadikan sebagai pilihan maka, aku akan mundur sebelum harga diriku tercoreng.
Karena aku bukan pilihan; seperti nyanyian Iwan Fals - Aku Bukan Pilihan.
Kadang rohaniku terganggu olehmu, karena keimanku lemah dalam kenormalan
sebagai kaum pria. Mulai dari rambutmu sampai kuku jemarimu semua mempertontonkan
pesonanya.
Aku tak
mempersalahkan dirimu sebagai ulah dari kejatuhan hatiku kepadamu wahai wanita.
Tetapi matakulah yang salah karena tergila-gila padamu bagaikan orang gila. Aku
memang menyayangi wanita karena tuntutan kelumrahan asmara duniawi yang demikian
adanya. Apakah aku harus membanggakan dirimu dengan pengorbananku? Tidak.
Karena kau (wanita) dan aku (pria) adalah sama-sama manusia. Apakah aku harus
menghabiskan semua yang ada padaku hanya karena ingin memilikimu? Tidak. Sebab
kau makhluk lemah yang harus aku lindungi dengan kasih sayang dan bukan dengan
harta atau pun pengetahuan Arsitekturku. Ingat kata-kataku ini, karena aku tak
pernah melupakan ucapanku dan meski aku lupa ungkapanku; itu hanya sebentar
saja. Aku selalu menaruh semua kunci-kunci untaianku lebih dekat dengan hatiku
sehingga otakku kerepotan dalam memilah-milah.
Wahai
wanita, mengapa kau tak menyadari kehadiranku? Orang tuamu selalu melarangmu
dengan maksud masa depanmu. Apakah orang tuamu tak tahu kalau aku pun masa
depanmu? Mengapa kau selalu berpatokan terhadap nasehat orang tuamu, padahal
mereka (orang tua) pun ketika berpacaran dengan sembunyi-sembunyi; hingga
terlahirlah dirimu? Apakah kau takut pada diriku yang tak berharta? Jangan. Aku
pun dapat melakoni seperti ketika ayahmu mendapatkan ibumu! Dengan permainan
yang sama namun dengan sedikit bumbu kejujuran dari keaslianku, kau akan
berkata kelak bahwa “kau (Chard) benar” Aku memang belum mampu mengerti kemauan
wanita namun aku mau agar wanita tak pernah menuntut banyak pilihan keunikan
yang bercahaya palsu di alam ini, sebab itu salah dan tak menguntungkan hidup
kalian wahai wanita; bila kau menyadarinya. Aku tak menuntutmu untuk mengikuti
jejakku tetapi aku hanya menuntunmu ke arahku, itu pun bila kau mengerti tentang
pria sederhana seperti aku. Sebab aku tak pernah melihat dari mana dan ke mana
dirimu nanti, sebab cinta yang aku pandang bukanlah oleh kesukuan dan agama
yang berbeda; namun karena kau adalah wanita.
Wahai
wanita, lupakan aku bila kau merencanakan untuk menomorduakanku. Bila
keraguanmu semakin memuncak dalam gejolak hatimu yang lembut itu maka, biarkanlah
aku untuk menghormati tindakanmu. Lepaskanlah aku apabila kau tak menemukan
keromantisan pada cintaku. Tinggalkanlah aku bila kau mulai bosan dengan cara
hidup asmaraku yang bodoh ini. Janganlah kau menanti diriku bila kau hanya
menjadikanku sebagai lelaki gila yang berangan-angan dengan hal yang tak pasti.
Lemparkanlah aku ke jalan liar sana agar aku tak kembali lagi ke arahmu.
Tendanglah aku bila peluit resahmu telah berkumandang. Usirlah aku bila hatimu menjadi
pahit oleh empedu cintaku yang murni ini. Namun janganlah kau membenci aku,
karena itu membuatku semakin mencintaimu, wahai wanita. Jika, niat-niat untuk
melupakan diriku semakin menusuk urat cintamu maka, terserah pada keputusanmu.
Keputusan baik dan burukmu adalah lambang kasih sayangku padamu.
Aku memang
pria, aku memang lelaki, aku adalah manusia jantan namun aku hanya sebatas
manusia pula. Memang aku gagah di hadapan kaum Adamku tetapi aku lemah pada tampilan
jasmanimu, wahai wanita. Bila kau melupakanku tentu aku tak mungkin
melupakanmu, bila kau melepaskanku maka tentu aku akan mengambilmu kembali.
Bukan dengan ulah kenekatanku dalam cara pandang asmaraku ini, aku hendak
mempertontonkan kejahatan berperilaku namun aku hanya mencintaimu karena kau
adalah wanita. Aku hanya ingin bersenang-senang dengan ucapanku yang kolot ini.
Kekolotan
serta kebodohanku yang terlempar ke dalam tulisan, bukanlah permainan yang hari
ini dimainkan lalu esok di biarkan. Tulisan cintaku pun bukanlah lambang dari
kaharusan asmaraku. Ini hanya realita dari sebuah prediksi yang sengaja aku
duga-duga demi mengosongkan khayalku padamu wahai wanita. Karena air yang
keluar dari otakku bak keringat asmara, tak pernah palsu kecuali ada manusia
lain yang takut dengan uraian-uraianku; sehingga ingin memutarbalikan
kemurnianku yang belum seperti emas ini. Aku hanya mengeluarkan apa yang “kaku”,
namun aku tak pernah menuntut semua hal darimu wanita kecuali kau yang
memberinya dengan asmara murni dan jujur serta sesungguhnya, namun harus
berlandaskan YESUS. Ya, aku memang mencintaimu namun kaulah yang harus
memilikiku. Sekali lagi, “aku (Chard Walli) siap kalah tetapi aku tak pernah
membiarkan kemenanganku dicuri orang lain” Dan kau hanyalah wanita tidak lebih
dari Yesusku.
Yoka/ in my
bedroom, 27 Maret 2012, Catatan CCW