Telusuri Semua Hal

Senin, 26 Maret 2012

Antara Chard dan Wanita

Chard berteori asmara:

Mengapa kau merayuku dengan cara yang pernah kaum moyangmu (Hawa) lakukan kepada kaum moyangku Adam? Mengapa kau harus membuatku sedemikian? Tak adakah para Adam lain yang lebih romantis dan berharta dari diriku? Aku ini miskin dan tak berperawakan hebat serta aku hanya kampungan. Mengapa kau membandingkan aku dengan yang lain lalu kau seenaknya mempermainkan harga diriku? Bila aku, kau jadikan sebagai pilihan maka, aku akan mundur sebelum harga diriku tercoreng. Karena aku bukan pilihan; seperti nyanyian Iwan Fals - Aku Bukan Pilihan. Kadang rohaniku terganggu olehmu, karena keimanku lemah dalam kenormalan sebagai kaum pria. Mulai dari rambutmu sampai kuku jemarimu semua mempertontonkan pesonanya.

Aku tak mempersalahkan dirimu sebagai ulah dari kejatuhan hatiku kepadamu wahai wanita. Tetapi matakulah yang salah karena tergila-gila padamu bagaikan orang gila. Aku memang menyayangi wanita karena tuntutan kelumrahan asmara duniawi yang demikian adanya. Apakah aku harus membanggakan dirimu dengan pengorbananku? Tidak. Karena kau (wanita) dan aku (pria) adalah sama-sama manusia. Apakah aku harus menghabiskan semua yang ada padaku hanya karena ingin memilikimu? Tidak. Sebab kau makhluk lemah yang harus aku lindungi dengan kasih sayang dan bukan dengan harta atau pun pengetahuan Arsitekturku. Ingat kata-kataku ini, karena aku tak pernah melupakan ucapanku dan meski aku lupa ungkapanku; itu hanya sebentar saja. Aku selalu menaruh semua kunci-kunci untaianku lebih dekat dengan hatiku sehingga otakku kerepotan dalam memilah-milah.

Wahai wanita, mengapa kau tak menyadari kehadiranku? Orang tuamu selalu melarangmu dengan maksud masa depanmu. Apakah orang tuamu tak tahu kalau aku pun masa depanmu? Mengapa kau selalu berpatokan terhadap nasehat orang tuamu, padahal mereka (orang tua) pun ketika berpacaran dengan sembunyi-sembunyi; hingga terlahirlah dirimu? Apakah kau takut pada diriku yang tak berharta? Jangan. Aku pun dapat melakoni seperti ketika ayahmu mendapatkan ibumu! Dengan permainan yang sama namun dengan sedikit bumbu kejujuran dari keaslianku, kau akan berkata kelak bahwa “kau (Chard) benar” Aku memang belum mampu mengerti kemauan wanita namun aku mau agar wanita tak pernah menuntut banyak pilihan keunikan yang bercahaya palsu di alam ini, sebab itu salah dan tak menguntungkan hidup kalian wahai wanita; bila kau menyadarinya. Aku tak menuntutmu untuk mengikuti jejakku tetapi aku hanya menuntunmu ke arahku, itu pun bila kau mengerti tentang pria sederhana seperti aku. Sebab aku tak pernah melihat dari mana dan ke mana dirimu nanti, sebab cinta yang aku pandang bukanlah oleh kesukuan dan agama yang berbeda; namun karena kau adalah wanita.

Wahai wanita, lupakan aku bila kau merencanakan untuk menomorduakanku. Bila keraguanmu semakin memuncak dalam gejolak hatimu yang lembut itu maka, biarkanlah aku untuk menghormati tindakanmu. Lepaskanlah aku apabila kau tak menemukan keromantisan pada cintaku. Tinggalkanlah aku bila kau mulai bosan dengan cara hidup asmaraku yang bodoh ini. Janganlah kau menanti diriku bila kau hanya menjadikanku sebagai lelaki gila yang berangan-angan dengan hal yang tak pasti. Lemparkanlah aku ke jalan liar sana agar aku tak kembali lagi ke arahmu. Tendanglah aku bila peluit resahmu telah berkumandang. Usirlah aku bila hatimu menjadi pahit oleh empedu cintaku yang murni ini. Namun janganlah kau membenci aku, karena itu membuatku semakin mencintaimu, wahai wanita. Jika, niat-niat untuk melupakan diriku semakin menusuk urat cintamu maka, terserah pada keputusanmu. Keputusan baik dan burukmu adalah lambang kasih sayangku padamu.

Aku memang pria, aku memang lelaki, aku adalah manusia jantan namun aku hanya sebatas manusia pula. Memang aku gagah di hadapan kaum Adamku tetapi aku lemah pada tampilan jasmanimu, wahai wanita. Bila kau melupakanku tentu aku tak mungkin melupakanmu, bila kau melepaskanku maka tentu aku akan mengambilmu kembali. Bukan dengan ulah kenekatanku dalam cara pandang asmaraku ini, aku hendak mempertontonkan kejahatan berperilaku namun aku hanya mencintaimu karena kau adalah wanita. Aku hanya ingin bersenang-senang dengan ucapanku yang kolot ini.

Kekolotan serta kebodohanku yang terlempar ke dalam tulisan, bukanlah permainan yang hari ini dimainkan lalu esok di biarkan. Tulisan cintaku pun bukanlah lambang dari kaharusan asmaraku. Ini hanya realita dari sebuah prediksi yang sengaja aku duga-duga demi mengosongkan khayalku padamu wahai wanita. Karena air yang keluar dari otakku bak keringat asmara, tak pernah palsu kecuali ada manusia lain yang takut dengan uraian-uraianku; sehingga ingin memutarbalikan kemurnianku yang belum seperti emas ini. Aku hanya mengeluarkan apa yang “kaku”, namun aku tak pernah menuntut semua hal darimu wanita kecuali kau yang memberinya dengan asmara murni dan jujur serta sesungguhnya, namun harus berlandaskan YESUS. Ya, aku memang mencintaimu namun kaulah yang harus memilikiku. Sekali lagi, “aku (Chard Walli) siap kalah tetapi aku tak pernah membiarkan kemenanganku dicuri orang lain” Dan kau hanyalah wanita tidak lebih dari Yesusku.

Yoka/ in my bedroom, 27 Maret 2012, Catatan CCW