(potret idolaku)
Inilah ceritaku ketika bersama si
wanita yang tak sengaja aku hadapi dalam mimpiku:
Bermula
di saat aku mulai membuka laptopku dan menjelajah setiap informasi dan semua
hal penting yang ada di dalamnya; tentulah aku sesekali membuka berkas atau map
pada laptopku yang aku simpan diantara semua materi Arsitekturku yaitu berkas
tentang semua artikel, foto, sketsa/ lukisan yang aku buatkan kepada seorang
wanita yang menjadi idolaku. Dengan jemariku yang agak gemetaran dan ketakutan
aku mulai melihat wajahnya meski di balik layar kaca laptopku. Aku puas meski
hanya memandang wajahnya karena dia adalah idolaku.
Dengan
sesekali aku tersenyum bak orang gila ketika melihat senyumannya, seolah-olah
dia menggodaku. Aku pun kadang tak sanggup menguraikan cerita tentang betapa
dia sangat manis bagi lidah asmaraku. Namun dengan keterbatasanku sebagai
laki-laki penakut dalam dunia asmara; aku hanya mampu memujanya melalui
kemampuanku yang ada, entah dengan membuat sketsa-sketsa wajahnya, mengukir
namanya dalam simbol Arsitekturku atau pun bahkan aku kadang membuatkan artikel
tentang kenikmatanku dalam mengkhayal dirinya yang memegang jemariku, namun aku
tak pernah menerbitkannya dalam semua media.
Selalu
saja aku melihat wajahnya dalam berkasku namun kapan aku bisa disentuhnya? Ah,
aku pun berpikir sendirian dalam kebingungan. Biarlah Tuhan yang menyelesaikan
gundahku yang baru sebatas khayalan ini. Dia hanyalah idolaku yang tetap akan
menjadi idolaku meski sampai rambutku memutih. Dan tentu saja aku tetap akan
menikmati wajahnya dari balik kaca laptopku sampai waktuku habis nanti. Aku pun
akan membiarkan naluri kedewasaanku semakin bertumbuh meski aku belum mau
menjadi seorang dewasa dalam asmara. Aku hanya mau menulis dan mengurai tentang
Arsitektur dan wanita. Lebih dari itu aku tak menyinggung soal keTuhananku.
Dia
memang seorang wanita yang sangat aku idolakan dalam karyaku, meski banyak
penilaian orang tentang usahaku ini aku tak mempedulikannya, sebab “orang tak
mampu adalah orang yang selalu mencari dan mencuri urusan orang lain, ..............................................bersambung